PENGARUH KEMASAN DAN SUHU TERHADAP MASA SIMPAN BUMBU INSTAN PINDANG TULANG IGA SAPI
Abstract
Pindang Tulang Iga Sapi merupakan salah satu jenis makanan olahan khas Sumatera Selatan. Pindang
Tulang Iga Sapi diolah dengan merebus Tulang iga sapi dengan beberapa bumbu yang bertujuan untuk
memberi rasa khas pindang tulang. Dengan berbagai macam bumbu yang digunakan, beberapa
penikmat pindang tidak bisa atau memiliki waktu yang cukup banyak dalam membuat dan meracik
bumbu tulang iga sapi. Berdasarkan hal ini CV. Haji Alim membuat alternatif agar pindang iga sapi dapat
dinikmati kapan saja dan dimana saja yaitu dengan membuat bumbu instan sebagai bahan baku
pembuat kuah pindang tulang iga sapi. Bentuk dari bumbu instan pindang tulang iga sapi ini mirip seperti
pasta bukan bubuk. Produk pasta mudah terkontaminasi oleh bakteri patogen maupun pembusuk
karena masih memiliki kadar air yang tinggi. Metode Pengumpulan Data yang dilakukan melalui
Eksperimental Uji Laboratorium. Dengan metode longitudinal (pengambilan data time series) terhadap
pengujian ALT dan kultur Jaringan. Pada penelitian ini suhu penyimpanan sangat mempengaruhi produk
bumbu pindang tulang iga sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahaw ALT tidak berpengaruh terhadap
suhu dan jenis kemasan yang digunakan selama penyimpanan 6 minggu, sedangkan parameter kultur
jamur sangat berpengaruh terhadap suhu dan kemasan. Pada suhu lemari es 4 oC kultur jamur tidak ada pada minggu 1 sampai minggu ke 4, namun baru ada 1 koloni/gram pada minggu ke 5 dan ke 6 baik untuk kemasan plastik maupun aluminium foil. Namun pada suhu ruang jumlah kultur jamurnya dari minggu pertama sampai minggu ke 6 semakin meningkat yaitu 180 koloni/gram pada kemasan plastik dan 115 koloni/gram pada kemasan alumunium foil. Angka tersebut sudah hampir mendekati ambang batas mutu angka kultur jamur yaitu 200 koloni/gram. Masa simpan bumbu Pindangku berkisar 6 minggu untuk kemasan plastik dan disimpan pada suhu ruang.
Tulang Iga Sapi diolah dengan merebus Tulang iga sapi dengan beberapa bumbu yang bertujuan untuk
memberi rasa khas pindang tulang. Dengan berbagai macam bumbu yang digunakan, beberapa
penikmat pindang tidak bisa atau memiliki waktu yang cukup banyak dalam membuat dan meracik
bumbu tulang iga sapi. Berdasarkan hal ini CV. Haji Alim membuat alternatif agar pindang iga sapi dapat
dinikmati kapan saja dan dimana saja yaitu dengan membuat bumbu instan sebagai bahan baku
pembuat kuah pindang tulang iga sapi. Bentuk dari bumbu instan pindang tulang iga sapi ini mirip seperti
pasta bukan bubuk. Produk pasta mudah terkontaminasi oleh bakteri patogen maupun pembusuk
karena masih memiliki kadar air yang tinggi. Metode Pengumpulan Data yang dilakukan melalui
Eksperimental Uji Laboratorium. Dengan metode longitudinal (pengambilan data time series) terhadap
pengujian ALT dan kultur Jaringan. Pada penelitian ini suhu penyimpanan sangat mempengaruhi produk
bumbu pindang tulang iga sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahaw ALT tidak berpengaruh terhadap
suhu dan jenis kemasan yang digunakan selama penyimpanan 6 minggu, sedangkan parameter kultur
jamur sangat berpengaruh terhadap suhu dan kemasan. Pada suhu lemari es 4 oC kultur jamur tidak ada pada minggu 1 sampai minggu ke 4, namun baru ada 1 koloni/gram pada minggu ke 5 dan ke 6 baik untuk kemasan plastik maupun aluminium foil. Namun pada suhu ruang jumlah kultur jamurnya dari minggu pertama sampai minggu ke 6 semakin meningkat yaitu 180 koloni/gram pada kemasan plastik dan 115 koloni/gram pada kemasan alumunium foil. Angka tersebut sudah hampir mendekati ambang batas mutu angka kultur jamur yaitu 200 koloni/gram. Masa simpan bumbu Pindangku berkisar 6 minggu untuk kemasan plastik dan disimpan pada suhu ruang.
Keywords
bumbu instan, masa simpan, pindang tulang
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.33508/jtpg.v19i2.2753
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penerbit:
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Jl. Dinoyo 42-44, Surabaya 60265
Indonesia
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi (Journal of Food Technology and Nutrition) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License