MENGKAJI SEJUMLAH KEMUNGKINAN PENYEBAB TINDAK TERORISME: KAJIAN SOSIO-KLINIS
Abstract
“Terorisme” merupakan sebuah fenomena yang selama satu dekade terakhir ini berulangkali terjadi di Indonesia. Acapkali, tindak terorisme dikaitkan dengan unsur radikalisme dalam pemaknaan terhadap ajaran agama. Pemberantasan terorisme dipersulit karena adanya sejumlah faktor yang melatarbelakangi munculnya aksi terorisme, seperti persepsi ketidakadilan distributif, prosedural, interaksional; pemaknaan terhadap ayat-ayat kitab suci yang dipersepsikan mendukung radikalisme; polarisasi ingroup-outgroup yang semakin besar; adanya bias heuristik yang dialami para pelaku tindak terorisme; indoktrinasi dari lingkungan, dan kekecewaan terhadap praktik sistem demokrasi di Indonesia. Faktor-faktor ini saling jalin-menjalin sehingga menjadikan tindak terorisme seolah memiliki banyak ranting dan cabang yang menyulitkan pemberantasan tindak tersebut. Pemberantasan terorisme dengan cara inkapasitasi langsung terhadap para pelaku terorisme tidak akan efektif bila tidak dibarengi dengan tindakan diplomatis-humanistis, yakni menyasar akar sosiokultural yang melatarbelakangi terorisme. Psikologi, sebagai suatu ilmu, memiliki tanggungjawab untuk mengeksplorasi asal-muasal terorisme dan mencari solusi yang aplikatif dan relevan.
Save to Mendeley
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.33508/exp.v1i1.54