The Effectiveness Of Saline Nasal Spray Therapy On Changes In Nasal Mucociliary Transport Time In Patient With Allergic Rhinitis
Abstract
Full Text:
PDFReferences
Bousquet et al. 2008. European Journal of Allergy and Clinical Immunology Allergy. Supplement 86. Volume 63. Hal 55-61.
Diunduh dari http://www.whiar.org/docs/ARIA_WR_08_View_WM.pdf diakses pada 8 februari 2016
Nurcahyo, H. & Eko, V. 2009. Rinitis Alergi Sebagai Salah Satu Faktor Risiko Rinosinusitis Maksilaris Kronik. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Delfitri M. 2010. Waktu Bersihan Mukosiliar pada Pasien Rinosinusitis
Kronis. Majelis Kedokteran Indonesia: vol. 60, no. 11, hal. 518. Diunduh dari
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/752/748 diakses pada 8 februari 2016.
Hwang PH, Abdalkhani A.2009. Embriology, anatomy and physiology of nose and paranasal sinuses. Dalam: Snow JB, Wackym PA, editor. Ballengers
otolaryngology, head and neck surgery. Edisi ke-17. Shelton: BC Decker Inc; 2009. h.455-63.
Mc Caffrey TV, Remington WJ. 2000. Nasal function and evaluation. Dalam: Byron J. Bailey, editor. Head & neck surgery otolaryngology. Edisi ke-2. Philadelphia: Lipponcott-Raven; 2000.h.333- 48.
Sun SS.2000. Evaluation of nasal mucociliary clearance function in allergic rhinnitis patients with Technetium 99MLabeled Macro- aggregated Albumin Rhinoscintigraphy. Ann Otol Rhinol Laryngol. 2002;111:77-9.
Cohen NA. 2006. Sinonasal mucociliary clearance in health and di- sease. Ann Otol Rhinol Laryngol Suppl. 2006;196:20-6.
Prathibha et al. 2014. Measurement of nasal mucociliary clearance. Clin Res Pulmonal 2(2): 1019. Diunduh dari http://www.jscimedcentral.com/Pulmonolog y/pulmonology-2-1019.pdf diakses pada 8 Februari 2016.
Chang CC, Incaudo GA, and Gershwin ME, editors. 2014. Diseases of the sinuses 2st edition. New York: Springer. 2014
Ballenger JJ, 1994, Aplikasi Klinis Anatomi dan Fisiologi Hidung dan Sinus Paranasal dalam Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Jilid satu. Edisi 13. Binarupa Aksara. Jakarta. hal: 1-25.
Onerci MT, editor. Nasal physiology and nasal pathophysiology of nasal disorder. Heidelberg NY : Springer. 2013. hal : 1-25.
Sumarwan I, Strategi Rasional Pengelolaan Rinitis Alergis Perenial : Ditinjau Dari Aspek Mediator, Sitokin dan Molekul Adhesi. Makalah Simposium Allergic and Quality Of Life : Their Clinical Implications
In 21st Century. (2003).Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung.:17.
Sumarman I., 2001. Patofisiologi Dan Prosedur Diagnostik Rhinitis Alergi. Di dalam Kumpulan Makalah Simposium Current and Future Approach in the Treatment of Allergic Rhinitis. Jakarta. Hal. 14-18.
Immanuel E.S. 2010. Perbedaan Waktu Transprtasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Kronis Setelah Dilakukan Bedah Sinus Endoskopik Fungsional Dengan Adjuvan Terapi Cuci Hidung Cairan Isotonik NaCl 0,9% Dibandingkan Cairan Hipertonik NaCl 3%. Universitas Sumatra Utara. Tesis. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
/25985/5/Chapter%20I.pdf diakses tanggal 10 februari.
Irawati N, Kasakeyan E, Rusmono N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok Kepala Leher : Rinitis Alergi. Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2012. hal : 106-107
Lim D. Childhood Allergies: All You Need To Know About Your Childs Allergy. Jakarta : Tim Indeks. 2013. Hal : 56-60
DOI: https://doi.org/10.33508/jwmj.v1i2.2017
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Journal of Widya Medika Junior is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License