EFEKTIVITAS REINFORCING COMPETING BEHAVIORS TERHADAP PERILAKU TANTRUM PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 5 KELURAHAN GUNDIH KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA
Abstract
Pendahuluan: Anak toddler adalah anak usia 1236 bulan, dimana masa
eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu
bagaimana semua terjadi. Tantrum yaitu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas reinforcing competing behaviors terhadap perilaku tantrum anak toddler. Metode: Desain penelitian menggunakan quasi eksperimental. Populasi sebanyak 65 anak usia 1-3 tahun yang tantrum. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 56 anak usia 1-3 tahun yang tantrum, dan dibagi dalam kelompok kontrol dan intervensi. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner, dan analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok intervensi (pre test) didapatkan hampir setengah 13 responden (46.4%) anak mengalami tantrum sedang, sedangkan (post test) setengahnya yaitu 14 responden (50.0%) anak mengalami tantrum sedang. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai P = 0,003 < 0,05 H0 ditolak sehingga ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan reinforcing competing behaviors terhadap perilaku tantrum. Kesimpulan: Implikasi hasil penelitian menunjukkan reinforcing competing behaviors dapat mempengaruhi perilaku tantrum. Diharapkan orang tua dapat menerapkan reinforcing competing behaviors saat anak tantrum
eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu
bagaimana semua terjadi. Tantrum yaitu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas reinforcing competing behaviors terhadap perilaku tantrum anak toddler. Metode: Desain penelitian menggunakan quasi eksperimental. Populasi sebanyak 65 anak usia 1-3 tahun yang tantrum. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 56 anak usia 1-3 tahun yang tantrum, dan dibagi dalam kelompok kontrol dan intervensi. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner, dan analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok intervensi (pre test) didapatkan hampir setengah 13 responden (46.4%) anak mengalami tantrum sedang, sedangkan (post test) setengahnya yaitu 14 responden (50.0%) anak mengalami tantrum sedang. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai P = 0,003 < 0,05 H0 ditolak sehingga ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan reinforcing competing behaviors terhadap perilaku tantrum. Kesimpulan: Implikasi hasil penelitian menunjukkan reinforcing competing behaviors dapat mempengaruhi perilaku tantrum. Diharapkan orang tua dapat menerapkan reinforcing competing behaviors saat anak tantrum
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.33508/ners.v7i1.2490