Kajian Resistensi Sosial Pengguna Media Sosial X Dalam Tagar #Netizenselalubenar Melalui Analisis Jaringan Komunikasi
Abstract
The anecdote that netizens are always right is often used to describe internet users who can comment anything on posts from other people’s accounts. This is sad because it means there are no restrictions on what netizens can and cannot comment on. This phenomenon raises pros and cons, resulting in resistance in netizens who disagree with the concept. This study aims to reveal how audiences respond to #Netizenselalubenar and the resistance that arises on social X. This research uses Computer-Mediated Communication theory and Social network theory. This research provides an overview of the important role of hashtags in exchanging information and forming public opinion. It shows how resistance arises as a response to opinion domination on social media. This research is expected to be a reference for further network analysis research. Moreover, it illustrates the power of netizens’ digital activities in influencing public opinion. The research method used is communication network analysis, which is included in quantitative research with a descriptive approach. Data was taken from tweets on social media X that had activity on #Netizenselalubenar. The main findings include a centralized communication network with several dominant accounts, especially the @0 account. Hashtags disseminate information and shape public opinion regarding the ‘netizens are always right’ phenomenon. Resistance from the audience emerged in response to the dominance of opinion on the hashtag and formed an online community to counter the dominance of the hashtag.
ABSTRAK
Anekdot netizen selalu benar seringkali dipakai untuk menggambarkan pengguna internet dapat berkomentar apapun terhadap postingan dari akun orang lain. Hal ini menjadi miris sebab artinya tidak ada batasan terhadap apa yang boleh dan tidak boleh dikomentari netizen. Fenomena ini menimbulkan pro-kontra, sehingga menimbulkan resistensi pada netizen yang tidak sepakat dengan konsep tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana khalayak merespons penggunaan #Netizenselalubenar, serta resistensi yang timbul di sosial X. Penelitian ini menggunakan teori Computer Mediated Communication dan Teori jaringan Sosial. Penelitian ini memberikan gambaran tentang peran penting hashtag dalam pertukaran informasi dan pembentukan opini publik, serta menunjukkan bagaimana resistensi muncul sebagai respons terhadap fenomena dominasi opini di media sosial. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang memakai analisis jaringan. Dan menggambarkan kekuatan aktivitas digital netizen dapat menggiring opini publik. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis jaringan komunikasi yang masuk dalam ranah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diambil dari tweet di media sosial X yang memiliki aktivitas pada #Netizenselalubenar. Temuan utama mencakup jaringan komunikasi yang terpusat dengan beberapa akun dominan, terutama akun @0. Hashtag yang digunakan untuk menyebarkan informasi dan membentuk opini publik terkait fenomena "netizen selalu benar". Resistensi dari khalayak muncul sebagai respons terhadap dominasi opini pada tagar yang berkembang dan membentuk komunitas online untuk melawan dominasi pada tagar tersebut.Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alfian, R., & Hamid, I. (2023). RESISTENSI DIGITAL: KLIKTIVISME TERHADAP KEBIJAKAN KERETA GANTUNG DI NUSA TENGGARA BARAT. Politea : Jurnal Politik Islam, 6(2). https://doi.org/10.20414/politea.v6i2.8894
Bakry, G. N., & Kusmayadi, I. M. (2021). Peran Pers Sebagai Aktor Gerakan Digital Tagar #SolidaritasUntukNTT di Twitter. Jurnal Kajian Jurnalisme, 5(1). https://doi.org/10.24198/jkj.v5i1.33458
Deliar, A. A., Liviani, M., Az-Zahra, M. F. Z., & Musyarofah, R. S. A. (2022). Analisis Jaringan dan Aktor #Jokowi3Periode di Media Sosial Twitter Menggunakan Social Network Analysis. JCommsci - Journal of Media and Communication Science, 5(3). https://doi.org/10.29303/jcommsci.v5i3.179
Efendi, A. L., Fadilla, A., Khoirunnisa, A. C., Bakry, G. N., & Aristi, N. (2023). Analisis Jaringan Komunikasi #Pilpres2024 Pada Platform Twitter. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 22(2). https://doi.org/10.32509/wacana.v22i2.2976
Eriyanto. (2014). Analisis jaringan komunikasi : strategi baru dalam penelitian ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Kencana.
Eriyanto, E. (2020). Hashtags and Digital Movement of Opinion Mobilization: A Social Network Analysis/SNA Study on #BubarkanKPAI vs #KamiBersamaKPAI Hashtags. Jurnal Komunikasi Indonesia, 8(3). https://doi.org/10.7454/jki.v8i3.11591
Fahrimal, Y. (2018). Netiquette: Etika Jejaring Sosial Generasi Milenial Dalam Media Sosial. Jurnal Penelitian Pers Dan Komunikasi Pembangunan, 22(1), 69–78. https://doi.org/10.46426/jp2kp.v22i1.82
Foucault, M. (2021). Discipline and punish: The birth of the prison (an excerpt). In Coronavirus, Psychoanalysis, and Philosophy: Conversations on Pandemics, Politics and Society. https://doi.org/10.4324/9781003150497-3
Larasati, M., Rozan, H., Saputra, I. D., H, A. F. B., Munir, A., & Radianto, D. O. (2023). PEGEMI (Peran Generasi Milenial) Dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender Melalui Pendekatan Media Sosial. VISA: Journal of Vision and Ideas, 3(3). https://doi.org/10.47467/visa.v3i3.587
Mawarti, S. (2018). FENOMENA HATE SPEECH Dampak Ujaran Kebencian. TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama, 10(1). https://doi.org/10.24014/trs.v10i1.5722
Natalia, E. C. (2016). Remaja, Media Sosial, dan Cyberbullying. Jurnal Ilmiah Komunikasi, 5(2).
Nian, Z. (2021). A Book Reviews of Foucault’s Discipline and Punish with Educational Refletions. OALib, 08(05). https://doi.org/10.4236/oalib.1107466
Nugraheni, Y., & Yuni, A. (2017). Social Media Habit Remaja Surabaya. Jurnal Komunikatif, 1.
Nugroho, A. W., & Pandiangan, A. (2019). Analisis Jaringan Komunikasi Koalisi Partai Pemilihan Umum Presiden 2014 dan 2019. Praxis, 2(1), 96. https://doi.org/10.24167/praxis.v2i1.2293
Palupi, M. F. T., & Norhabiba, F. (2021). Edukasi Literasi Digital pada Remaja dalam Menangkal Cyberbullying. Jurnal Abdidas, 2(4), 1014–1020. https://doi.org/10.31004/abdidas.v2i4.408
Pratama, E. D., & Sihombing, A. (2019). Strategi Komunikasi KOMINFO dalam Menghadapi Fenomena Penyebaran Ujaran Kebencian. Communicare : Journal of Communication Studies, 5(1). https://doi.org/10.37535/101005120186
Prihantoro, E., Rakhman, F. R., & Ramadhani, R. W. (2021). Digital Movement of Opinion Mobilization: SNA Study on #Dirumahaja Vs. #Pakaimasker. Jurnal ASPIKOM, 6(1). https://doi.org/10.24329/aspikom.v6i1.838
Putri, I. R., & Pratiwi, E. (2022). Aktivisme digital dan pemanfaatan media baru sebagai pendekatan pemberdayaan masyarakat atas isu lingkungan. Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 8(2). https://doi.org/10.30813/bricolage.v8i2.3303
Ramadhan, A., & Hartanto, E. (2023). Analisis Jaringan Komunikasi #WAJARPERTAMAKNAIK Dalam Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Pertamax di Twitter. 9(10), 49–65.
Satria, H. (2024). Crawling data X Google collab.
Sellers, B. (2017). Historical Book Review | Discipline & Punish: The Birth of the Prison. Journal of Qualitative Criminal Justice & Criminology. https://doi.org/10.21428/88de04a1.166ee1a4
Siregar, H. (2022). Analisis Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Sosialisasi Pancasila. Pancasila: Jurnal Keindonesiaan, 1, 71–82. https://doi.org/10.52738/pjk.v2i1.102
Sosiawan, E. A., & Wibowo, R. (2019). Model dan Pola Computer Mediated Communication Pengguna Remaja Instagram dan Pembentukan Budaya Visual. Jurnal Ilmu Komunikasi, 16(2). https://doi.org/10.31315/jik.v16i2.2698
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sulistiawati, A. (2018). Analisis Jaringan Komunikasi Tingkat Kelompok dalam Gapoktan. Jurnal Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], 2(2), 155–168. https://doi.org/10.29244/jskpm.2.2.155-168
Tam, T., Và , N. C. Ứ U., Giao, C. Ể N., Ngh, C., & Chu, Ẩ N B Ụ I. (2016). Teori computer mediated communication. 01(1995), 1–23.
Tobing, L., Christian, E., & Arianto, I. D. (2022). Analisis Jaringan Komunikasi German Digital #PERCUMALAPORPOLISI di Twitter. Jurnal Nomosleca, 8(2). https://doi.org/10.26905/nomosleca.v8i2.7677
Wellman, B. (1983). Network Analysis: Some Basic Principles. Sociological Theory, 1. https://doi.org/10.2307/202050
Wibowo, S., & Sukardani, P. S. (2023). MOTIF KETERBUKAAN KELOMPOK MINORITAS LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, DAN TRANSGENDER) DI SURABAYA PADA MEDIA SOSIAL TIKTOK. The Commercium, 7(3). https://doi.org/10.26740/tc.v7i3.56730
Yurens, T., Danadharta, I., & Ayodya, B. (2023). Stereotype dan Labelling Gaya Berpakaian (Analisis Framing Konsep Cewek Kue, Bumi dan Mamba di Berita Lifestyle CNN Indonesia). Semakom, 133–140.
DOI: https://doi.org/10.33508/jk.v13i2.5811
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Member of :
Visit us here >>>
Komunikatif : Jurnal Ilmu Komunikasi secretariat:
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Kampus Dinoyo. Jl. Dinoyo No.42-44, Keputran, Kec. Tegalsari, Kota SBY, Jawa Timur 60265
KOMUNIKATIF : Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License