Pengembangan Manajemen MRSA Pneumonia Nosokomial Hasil Uji ZEPHyR

Benyamin Margono

Abstract


Semua infeksi MRSA ditandai oleh genotip mecA, yang mengkode protein pengikat (PBP’s, PBP2A) di dinding sel, sehingga menimbulkan penurunan afinitas dalam mengikat penisilin anti staphylococus, fenotipik ini berlaku untuk semua antibiotik gol β-lactam, dan juga dapat menjadi resisten untuk kelas antibiotik seperti: macrolides, lincosamides, aminoglycosides, fluoroquinolones, tetracyclines, and sulfonamides. Faktor risiko independen terkait dengan infeksi MRSA adalah: rawat inap 12 bulan terakhir, onset lambat dari HAP, pembedahan, makanan enteral, dan pemberian antibiotik sebelumnya: aminoglycoside (7,9x), levofloxacine (7,2x), macrolide (5x), vancomycin (4.3x), dan βL/βLI (β-lactam/β lactamase inhibitor) (2,3 x). Kebanyakan pedoman infeksi mendukung penggunaan vancomycin atau linezolid jika dicurigai MRSA. Percobaan ZEPHyR adalah suatu studi acak terkontrol dengan rasio 1:1 linezolid q12h 600 mg IV vs vancomycin 15 mg / kg BB IV q12h selama 7-14 hari, Hasil klinis bermakna lebih baik linezolid daripada vancomycin, meskipun angka kematian pada 60 hari tidak menunjukkan perbedaan. Linezolid secara keseluruhan menunjukkan keamanan dan profil tolerabilitas yang memuaskan. Ringkasan: Indikasi linezolid adalah pneumonia dengan etiologi Staphylococus aureus nosokomial baik MSSA / MRSA atau Streptococus pneumoniae yang sensitif terhadap penisilin. Kombinasi terapi diberikan bila diduga gram negatif patogen. Dosis IV sama dengan dosis oral 600 mg BID, dosis pediatrik: 10 mg/kg/8 jam. Lama pengobatan 10-14 hari.

Save to Mendeley


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33508/jwm.v1i1.843