IDENTIFIKASI TAHAPAN SELF-SILENCING DALAM HUBUNGAN BERPACARAN EMERGING ADULTHOOD

Kezia Kevina Harmoko, Felicia Angie Hosea, Richelleen Widjaja, Putu Erika Valentina, Nicholas Oswald Poniman, Jeanie Sindayani Tandra, Cicilia Larasati Rembulan, Mopheta Audiola Dorkas, Putri Ayu Puspieta Wardhani

Abstract


Self-silencing adalah ketidakhadiran komunikasi efektif dalam hubungan sehingga individu tidak mengekspresikan pemikiran, perasaan serta keinginan yang sebenarnya kepada pasangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan desain studi kasus.  Tujuan penelitian adalah memperkaya eksplorasi mengenai tahapan yang mencangkup penyebab, bentuk, dan dampak self-silencing dalam hubungan berpacaran emerging adulthood. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terhadap dua pasangan yang memiliki indikasi self-silencing berdasarkan open-ended questionnaire yang disusun. Data dari kedua pasangan melalui tahap triangulasi dan dianalisis dengan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam penyebab, tahapan, dan dampak self-silencing bagi laki-laki dan perempuan. Temuan ini merupakan kebaruan dalam penelitian tentang self-silencing. Terdapat beberapa persamaan di faktor internal penyebab self-silencing, tetapi seluruh faktor eksternal dalam laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Self-silencing perempuan cenderung berdampak terhadap relasi sedangkan laki-laki berdampak pada dirinya sendiri. Untuk tahapan, perempuan bisa keluar dari self-silencing akibat dorongan internal. Sementara pada laki-laki, walaupun memiliki motivasi internal, mereka cenderung butuh dorongan eksternal dari pasangan. Bentuk self-silencing antara laki-laki dan perempuan memiliki kemiripan, mereka sama-sama menunjukkan self-silencing dengan diam untuk menghindari konflik dan menunda komunikasi. Penelitian ini bermanfaat bagi emerging adult untuk meningkatkan kesadaran pentingnya berkomunikasi efektif dalam hubungan berpacaran. Keterbatasan penelitian ini adalah latar belakang budaya partisipan yang serupa sehingga informasi yang disampaikan menjadi terbatas pada konteks tertentu. Penelitian selanjutnya dapat mencari partisipan dengan latar belakang budaya yang lebih beragam untuk memperkaya informasi.

Save to Mendeley


Keywords


self-silencing; komunikasi; emerging adulthood; hubungan berpacaran

Full Text:

PDF

References


Abrams, J. A., Hill, A., & Maxwell, M. (2019). Underneath the mask of the strong black woman schema: Disentangling influences of strength and self-silencing on depressive symptoms among U.S. black women. Sex Roles, 80(9-10), 517–526.

Ahmed, F., & Iqbal, H. (2019). Self-silencing and marital adjustment in women with and without depression. Pakistan Journal of Psychological Research, 34(2), 311–330.

Alfansyur, A., & Mariyani. (2020). Seni mengelola data: Penerapan triangulasi teknik, sumber dan waktu pada penelitian pendidikan sosial. HISTORIS : Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(2).

American Psychological Association. (2015). APA Dictionary of Psychology (2nd ed.). American Psychological Association.

Arshani, F. (2018, July 26). Ini lho bro, 5 makna kata “gak apa-apa” dari cewek. IDN Times. https://www.idntimes.com/men/ladies/febby-arshani/5-makna-kata-gak-apa-apa-dari-cewek-c1c2

Chisale, S. S. (2018). Domestic abuse in marriage and self-silencing: Pastoral care in a context of self-silencing. HTS Teologiese Studies / Theological Studies, 74(1).

Dedy, K. (2017). Hubungan antara dimensi kepribadian big five dengan kepuasan pernikahan pada masa awal pernikahan [Tesis]. In Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Desvianto, S. (2013). Studi fenomenologi : Proses pembentukan persepsi mantan pasien depresi di rumah pemulihan soteria. Jurnal E-Komunikasi, 1(3), 81636.

Duarte, L. M., & Thompson, J. M. (1999). Sex differences in self-silencing. Psychological Reports, 85(1), 145–161.

Emran, A., Iqbal, N., & Dar, I. A. (2020). “Silencing the self” and women’s mental health problems: A narrative review. Asian Journal of Psychiatry, 53(102197), 1–12.

Desvianto, S. (2013). Studi fenomenologi : Proses pembentukan persepsi mantan pasien depresi di rumah pemulihan soteria. Jurnal E-Komunikasi, 1(3), 81636.

Feeney, J. A., Kelly, L., Gallois, C., Peterson, C., & Terry, D. J. (1999). Attachment style, assertive communication, and safer-sex behavior. Journal of Applied Social Psychology, 29(9), 1964–1983.

Flett, G. L., Besser, A., Hewitt, P. L., & Davis, R. A. (2007). Perfectionism, silencing the self, and depression. Personality and Individual Differences, 43(5), 1211–1222.

Friedman, H. S., & Schustack, M. W. (2016). Personality: Classic theories and modern research (6th ed.). Pearson.

Fundrika, B. A., & Ramadhan, F. (2023, February 15). Laki-laki wajib tahu, psikolog ungkap cara atasi perempuan bilang 'terserah. Suara.com. https://www.suara.com/lifestyle/2023/02/15/103000/laki-laki-wajib-tahu-psikolog-ungkap-cara-atasi-perempuan-bilang-terserah

Harmadi, M., & Diana, R. (2020). Tinjauan Psiko-Teologi Terhadap Fenomena Kekerasan Dalam Pacaran Pada Remaja. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 4(1), 92.

Hofstede Insights. (n.d.). Country comparison - hofstede insights. Hofstede Insights; www.hofstede-insights.com. Retrieved March 21, 2023, from https://www.hofstede-insights.com/country-comparison/india

Hurst, R. J., & Beesley, D. (2013). Perceived sexism, self-silencing, and psychological distress in college women. Sex Roles, 68(5-6), 311–320.

Inman, E. M., & London, B. (2021). Self-silencing mediates the relationship between rejection sensitivity and intimate partner violence. Journal of Interpersonal Violence, 37(13-14), 088626052199794.

Jack, D. C., & Ali, A. (2010, May 1). Introduction: Culture, self-silencing, and depression: A contextual-relational perspective. NYU Scholars; Oxford University Press. https://nyuscholars.nyu.edu/en/publications/introduction-culture-self-silencing-and-depression-a-contextual-r

Jack, D. C., & Dill, D. (1992). The silencing the self scale: Schemas of intimacy associated with depression in women. Psychology of Women Quarterly, 16(1), 97–106.

Joseph, A. (2022). Role of parent-child relationship, family conflict in self-silencing behaviour among young adults. International Journal of Indian Psychȯlogy, 10(3).

Kekeya, J. (2021). Qualitative case study research design: The commonalities and differences between collective, intrinsic and instrumental case studies. Contemporary PNG Studies: DWU Research Journal, 36, 28–37.

Knapp, M. L., Vangelisti, A. L., & Caughlin, J. P. (2014). Interpersonal communication and human relationships. Pearson.

Maji, S., & Dixit, S. (2018). Self-silencing and women’s health: A review. International Journal of Social Psychiatry, 65(1), 3–13.

Maji, S., & Dixit, S. (2019). Exploring self-silencing in workplace relationships: A qualitative study of female software engineers. The Qualitative Report, 25(6).

Olson, D. H. L., Olson-Sigg, A., & Larson, P. J. (2008). The couple checkup. Thomas Nelson.

Rabbaniyah, S., & Salsabila, S. (2022). Patriarki dalam budaya jawa; membangun perilaku pembungkaman diri pada perempuan korban seksual dalam kampus. Community : Pengawas Dinamika Sosial, 8(1), 113.

Sari, R., Andayani, T., & Masykur, A. (2010). Pengungkapan diri mahasiswa tahun pertama Universitas Dipernogoro ditinjau dari jenis kelamin dan harga diri. Jurnal Psikologi, 3(2), 11–25.

Shulman, S., Norona, J. C., Scharf, M., Ziv, I., & Welsh, D. P. (2018). Changes in self-silencing from adolescence to emerging adulthood and associations with relationship quality and coping with relationship stressors. Journal of Relationships Research, 9(e21).

Vaismoradi, M., Jones, J., Turunen, H., & Snelgrove, S. (2016). Theme development in qualitative content analysis and thematic analysis. Journal of Nursing Education and Practice, 6(5), 100–110.

Wood, D., Crapnell, T., Lau, L., Bennett, A., Lotstein, D., Ferris, M., & Kuo, A. (2018). Emerging adulthood as a critical stage in the life course. In N. Halfon, C. B. Forrest, R. M. Lerner, & E. M. Faustman (Eds.), Handbook of Life Course Health Development (pp. 123–144).




DOI: https://doi.org/10.33508/exp.v11i2.4688